A.
Memahami
Q.S. An-Nisaa:59
”Hai orang-orang yang beriman,
ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (An Nisaa : 59).
Dari ayat tersebut pelajaran yang
dapat kita petik yaitu :
1. Taat kepada Rasul dan Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak, selama Ulil Amri tidak memerintahkan kepada yang dilarang oleh Allah swt.
2. Rasul memiliki dua kedudukan. Pertama, menjelaskan hukum-hukum Tuhan dan menunaikan risalahNya. Kedua, mengelola urusan masyarakat dan menjelaskan peraturan-peraturan pemerintahan berdasarkan kebutuhan.
3. Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan mazhab Islam adalah merujuk kepada al-Quran dan Sunnah Rasul yang diterima oleh semua orang.
4. Masyarakat haruslah menerima pemerintahan Islam dan mendukung para pimpinan yang adil.
1. Taat kepada Rasul dan Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak, selama Ulil Amri tidak memerintahkan kepada yang dilarang oleh Allah swt.
2. Rasul memiliki dua kedudukan. Pertama, menjelaskan hukum-hukum Tuhan dan menunaikan risalahNya. Kedua, mengelola urusan masyarakat dan menjelaskan peraturan-peraturan pemerintahan berdasarkan kebutuhan.
3. Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan mazhab Islam adalah merujuk kepada al-Quran dan Sunnah Rasul yang diterima oleh semua orang.
4. Masyarakat haruslah menerima pemerintahan Islam dan mendukung para pimpinan yang adil.
B.
Mentaati
perintah Allah dan Rasulullah
Taat secara bahasa artinya senantiasa tunduk dan patuh. Secara
istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah Allah Swt,
Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin).
Taat
kepada Allah S.W.T yaitu taat menjalankan semua perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Berikut Firman Allah S.W.T :
Artinya :
"Katakanlah: hendaklah kamu
taat kepada Allah dan Rasul. Tetapi jika kamu berpaling, maka sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." ( Q.S. Ali Imran [3] : 32
).
Ketaatan
kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim, tidak
ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah
Swt. Saat Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita, kita harus menaati-Nya. Inilah
makna keislaman kita kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan
menjauhi larangan-Nya merupakan cara menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt.
Misalnya, menunaikan salat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji.
Ketaatan
kepada rasul memiliki posisi sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Mengapa
demikian? Hal ini karena apa pun yang disampaikan, dilakukan, serta diinginkan
Rasulullah saw. merupakan wahyu dari Allah Swt. Pada saat yang sama, Allah Swt.
senantiasa menjaga kehidupan rasul berikut segala gerak-gerik yang dilakukan
beliau. Sedikit saja beliau bergeser dari kebenaran, Allah Swt. segera
mengingatkannya. Dengan adanya penjagaan Allah Swt. ini Rasulullah menjadi
seorang yang maksum atau terjaga dari kesalahan. Dengan kedudukannya yang
sedemikian istimewa, Allah Swt. menempatkan Rasulullah saw. dalam posisi yang
terhormat dalam ketaatan seorang muslim. Allah menyatakan bahwa menaati
Rasulullah sama dengan menaati Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada
Rasulullah saw. merupakan prioritas yang sama dengan ketaatan kepada Allah Swt.
Meskipun begitu, kita tidak boleh menganggap Rasulullah saw. sejajar dengan
kedudukan Allah Swt
C.
Taat
Kepada Pemimpin dan ketentuan serta dasar hukum taat kepada aturan berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadist.
Pengertian
aturan adalah tindakan atau perbuatan yang
harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk
kepada tindakan atau perbuatan yang telah diatur baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya. Di rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat
aturan, di lingkungan masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada,
pasti ada aturannya. Aturan dibuat dengan maksud agar terjadi ketertiban dan
ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa adanya tujuan. Oleh karena itu,
wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Taat kepada Allah Swt. adalah
hal yang paling utama, namun kita juga harus taat kepada para pemimpin kita
selama tidak bertentangan dengan aturan agama.
Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu aturan-aturan yang terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh para pemimpin (amir), baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Banyak orang mentaati para pemimpinnya (dari mulai pemimpin kelompok, partai, hingga kepala negara) secara membabi buta. Ada pula yang tidak peduli atau tidak mau terikat dengan ketaatan kepada para pemimpinnya, termasuk terhadap kepala negara (Khalifah).
Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu aturan-aturan yang terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh para pemimpin (amir), baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Banyak orang mentaati para pemimpinnya (dari mulai pemimpin kelompok, partai, hingga kepala negara) secara membabi buta. Ada pula yang tidak peduli atau tidak mau terikat dengan ketaatan kepada para pemimpinnya, termasuk terhadap kepala negara (Khalifah).
Banyak pula hadits-hadits Rasulullah saw yang mengharuskan
kaum Muslim mentaati amir (pemimpin)nya, bahkan menyamakan ketaatan kepada amir
sama dengan ketaatan kepada Rasulullah dan ketaatan kepada Allah Swt.
Diantaranya adalah sabda Rasulullah saw:
من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصى الله، ومن أطاع الأمير فقد أطاعني ومن عصى الأمير فقد عصاني
Siapa saja yang taat kepadaku, maka berarti dia telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti dia telah mendurhakai Allah. Siapa saja yang taat kepada amir, maka berarti dia telah mentaatiku. Dan siapa saja yang durhaka kepada amir, maka berarti dia durhaka kepadaku. (HR. Bukhari dan Muslim)
Keberadaan amir (pemimpin) adalah untuk ditaati. Seorang imam (pemimpin) shalat adalah untuk diikuti oleh makmumnya. Seorang amir as-safar harus ditaati oleh anggota rombongan (kafilah)nya. Seorang amir jamaah atau amir al-hizb (pemimpin partai) juga harus ditaati oleh anggota-anggota jamaah maupun partainya. Seorang amir al-jaisy harus diikuti oleh anggota pasukan. Begitu seterusnya, hingga seorang amir al-mukminin (Khalifah) wajib ditaati oleh rakyatnya. Ketaatan sudah menjadi tradisi kaum Muslim sejak berabad-abad lampau.
من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصى الله، ومن أطاع الأمير فقد أطاعني ومن عصى الأمير فقد عصاني
Siapa saja yang taat kepadaku, maka berarti dia telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti dia telah mendurhakai Allah. Siapa saja yang taat kepada amir, maka berarti dia telah mentaatiku. Dan siapa saja yang durhaka kepada amir, maka berarti dia durhaka kepadaku. (HR. Bukhari dan Muslim)
Keberadaan amir (pemimpin) adalah untuk ditaati. Seorang imam (pemimpin) shalat adalah untuk diikuti oleh makmumnya. Seorang amir as-safar harus ditaati oleh anggota rombongan (kafilah)nya. Seorang amir jamaah atau amir al-hizb (pemimpin partai) juga harus ditaati oleh anggota-anggota jamaah maupun partainya. Seorang amir al-jaisy harus diikuti oleh anggota pasukan. Begitu seterusnya, hingga seorang amir al-mukminin (Khalifah) wajib ditaati oleh rakyatnya. Ketaatan sudah menjadi tradisi kaum Muslim sejak berabad-abad lampau.
Peranan para pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari
terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan stabil
tanpa adanya pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara,
tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh
kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada
pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak melakukan
maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.
D.
Berperilaku
taat kepada aturan
Contoh perilaku taat:
1. Taat
kepada aturan Allah
- Menegakkan
salat lima waktu
- Mengerjakan
puasa Ramadan
- Mengeluarkan
zakat
- Melaksanakan
ibadah haji bagi yang mampu
2. Taat kepada
aturan sekolah
- Sampai
sekolah tepat waktu
- Mengikuti
aturan yang ada
- Menggunakan
atribut sekolah yang lengkap
E.
Hikmah
taat kepada aturan sehari-hari
1. Mendapatkan puncak kenikmatan
bersama para nabi
2.
Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan mendapat keberkahan
hidup.
3.
Mendapat tambahan hidayah
4.
Mendapat keteguhan dalam taat
5.
Mendapat pahala yang besar berupa keridhan Allah dan
surga-Nya.
6.
Tidak
akan terjadi masalah
7.
Hidup
akan tenang